Midaduna: Journal of Islamic Studies https://journals.eduped.org/index.php/midaduna <p class="" data-start="74" data-end="396">The name <em data-start="83" data-end="93">Midaduna</em> is inspired by Allah's words in Surah Al-Kahf (18:109), which describe the vastness and eternity of His knowledge. The word <em data-start="218" data-end="225">midad</em> in this verse means "ink," symbolizing the infinite nature of Allah’s wisdom, which would never be exhausted even if all the seas were turned into ink to write it down.</p> <p class="" data-start="398" data-end="707">With this name, <strong><em data-start="414" data-end="452">Midaduna: Journal of Islamic Studies</em></strong> embodies the academic spirit of exploring, developing, and disseminating Islamic knowledge. This journal serves as a platform for scholarly discussions and research, much like an ever-flowing ink that continues to document the greatness of divine wisdom.</p> <p><strong>Midaduna: Journal of Islamic Studies</strong> is a periodical scientific journal published by Edupedia Publisher. This journal specializes in Islamic studies. The manager welcomes contributions in the form of articles from scientists, scholars, professionals, and researchers in Islamic disciplines to be published and disseminated after going through the mechanism of selection of manuscripts, reviewing sustainable partners, and editing processes. All articles published in this journal are the views of their authors and do not represent this journal or its affiliated authors.</p> <p><strong>Midaduna: Journal of Islamic Studies</strong> published twice a year in June and December.</p> <table class="data" width="100%" bgcolor="#f0f0f0"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="20%">Journal title</td> <td width="80%"><strong>Midaduna: Journal of Islamic Studies</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Initials</td> <td width="80%"><strong>Midaduna</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Abbreviation</td> <td width="80%"><strong>Midaduna</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Frequency</td> <td width="80%"><strong>2 issues per year (June &amp; December)</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">DOI</td> <td width="80%"><strong>Prefix 10.52802 by <img src="https://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/public/site/images/zalik/CROSREFF_Kecil.png" alt="" />Crossref</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">ISSN</td> <td width="80%"><strong>3090-2606</strong> <strong>(online)</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Editor-in-chief</td> <td width="80%"><strong>Hesti Fitriana</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Publisher</td> <td width="80%"><strong>Edupedia Publisher</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Citation</td> <td width="80%"><strong><a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&amp;view_op=list_works&amp;gmla=ANZ5fUOtYkOsGCtQg6DQnFvPbJPQwGPKompOf-YWsRyQX1sq4HxfvATryrX8zLxuP3FD2Y9U8R4DLjW-VsugvAfgfMGXhRrtzC-S_4Mu-Sep&amp;user=_Qx5kUsAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar </a>| <a href="https://base-search.net/Search/Results?lookfor=midaduna+journal&amp;name=&amp;oaboost=1&amp;newsearch=1&amp;refid=dcbasen" target="_blank" rel="noopener">Base</a> | Dimensions | Semantic Scholar | Garuda</strong></td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> <p>This journal publishes research based articles on Islamic Studies from interdisciplinary perspectives. In particular, articles which consider the following general topics are invited: Islamic Philosophy, Islamic Thought and Literature, Islam and Peace, Science &amp; Civilization in Islam, Islam in Local Area, Muslim Community, Islamic Education, Islamic Law, Islamic Economics and Business, Qur'an and Hadith Studies.</p> Edupedia Publisher en-US Midaduna: Journal of Islamic Studies 3090-2606 EPISTEMOLOGI ISLAM: INTEGRASI BAYANI, BURHANI, IRFANI, DAN TAJRIBI DALAM MENJAWAB TANTANGAN PERADABAN MODERN https://journals.eduped.org/index.php/midaduna/article/view/1476 <p>Penelitian ini membahas epistemologi Islam sebagai pendekatan integratif dalam memahami kebenaran melalui empat model utama: bayani, burhani, irfani, dan tajribi. Latar belakang studi ini adalah kebutuhan akan paradigma pengetahuan yang mampu menjembatani dikotomi antara sains dan spiritualitas di tengah krisis epistemologis modern. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan integratif melalui studi literatur dan analisis komparatif atas pemikiran Al-Ghazali, Ibn Khaldun, dan Fazlur Rahman. Hasilnya menunjukkan bahwa epistemologi Islam menawarkan sintesis pengetahuan yang aplikatif dalam konteks sosial, teknologi, dan pendidikan. Temuan ini menegaskan relevansi epistemologi Islam dalam merespons disrupsi nilai dan fragmentasi ilmu pengetahuan, serta memberikan dasar filosofis dan metodologis untuk pengembangan ilmu berbasis etika spiritual. Artikel ini berkontribusi pada pengembangan epistemologi Islam kontemporer dengan menawarkan kerangka teoritis untuk rekonstruksi peradaban berbasis integrasi wahyu, akal, intuisi, dan pengalaman.</p> Nasrul Umam Ika Zafira ‘Ulfiana Arya Ivan Fuadi Copyright (c) 2025 Midaduna: Journal of Islamic Studies https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-06-01 2025-06-01 2 1 KESETARAAN GENDER DALAM AL-QUR'AN: STUDI ATAS HAK DAN KEWAJIBAN https://journals.eduped.org/index.php/midaduna/article/view/1389 <p>Isu kesetaraan gender dalam Islam sering kali menjadi perhatian serius dalam studi-studi keagamaan dan sosial. Dalam konteks al-Qur'an, pembahasan mengenai hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan mendapat tempat yang penting. Surah an-Nisa ayat 7 dan ayat 11 menjadi titik tolak untuk memahami bagaimana Islam mengatur hak-hak gender secara adil dan proporsional, terutama dalam pembagian harta warisan. Kajian ini mencoba mengeksplorasi sejauh mana al-Qur'an memberikan pengakuan terhadap hak-hak perempuan setara dengan laki-laki dalam aspek tertentu. Metodologi yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode tafsir tematik (maudhu'i). Penulis mengkaji teks al-Qur'an secara langsung, didukung dengan tafsir para ulama klasik dan kontemporer seperti Tafsir al-Maraghi, Tafsir al-Misbah, dan pendapat cendekiawan muslim modern. Data dikumpulkan melalui studi pustaka dan dianalisis untuk memahami makna mendalam dari ayat-ayat yang berkaitan dengan hak waris laki-laki dan perempuan. Hasil kajian menunjukkan bahwa al-Qur'an mengakui hak perempuan atas harta warisan yang sebelumnya diabaikan dalam tradisi Arab pra-Islam. Surah an-Nisa ayat 7 secara eksplisit menyatakan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki bagian yang telah ditentukan dari peninggalan keluarga mereka. Walaupun secara proporsi bagian warisan antara laki-laki dan perempuan bisa berbeda, prinsip keadilan tetap menjadi landasan utamanya. Hal ini membuktikan bahwa al-Qur'an membawa reformasi sosial yang signifikan terhadap sistem patriarki yang berlaku saat itu. Kesimpulannya, kesetaraan gender dalam al-Qur'an harus dipahami dalam kerangka keadilan, bukan sekadar persamaan matematis. Al-Qur'an tidak menghapus perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan, namun menegaskan bahwa keduanya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama bernilai di hadapan Allah. Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam membangun pemahaman yang lebih adil dan moderat tentang relasi gender dalam Islam.</p> Hendri Pani Dias Copyright (c) 2025 Midaduna: Journal of Islamic Studies https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-06-01 2025-06-01 2 1 11 22 ANALISIS MAKNA GENDER DALAM Q.S. AN-NISA' AYAT 7 DAN 11: PERSPEKTIF HAK DAN KEWAJIBAN https://journals.eduped.org/index.php/midaduna/article/view/1368 <p>Artikel ini bertujuan untuk menganalisis makna gender dalam teks Al-Qur'an, dengan fokus pada pengaturan hak dan kewajiban sebagaimana tercermin dalam QS. An-Nisa' ayat 7 dan 11. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi berbasis tafsir tematik, dengan pendekatan kontekstual dan maqashid al-syari'ah sebagai kerangka interpretasi. Kajian terhadap QS. An-Nisa' ayat 7 menunjukkan bahwa Al-Qur'an memberikan pengakuan eksplisit terhadap hak perempuan atas warisan, suatu revolusi sosial dibandingkan dengan budaya pra-Islam yang mendiskriminasi perempuan. Sementara itu, QS. An-Nisa' ayat 11 mengatur proporsi pembagian warisan berdasarkan tanggung jawab sosial yang diemban laki-laki, bukan berdasarkan superioritas gender. Hasil analisis mengungkapkan bahwa perbedaan dalam pembagian waris mencerminkan keadilan proporsional, di mana hak dan kewajiban diseimbangkan secara rasional. Artikel ini menegaskan bahwa prinsip keadilan substantif merupakan inti ajaran Islam dalam relasi gender. Dengan demikian, pendekatan kontekstual dan etis diperlukan untuk memahami ayat-ayat warisan agar tetap relevan dalam masyarakat modern. Penelitian ini berkontribusi dalam memperkaya pemahaman terhadap prinsip keadilan sosial dalam Islam serta memberikan landasan bagi reinterpretasi hukum waris dengan perspektif keadilan gender.</p> Aslinda Aslinda Copyright (c) 2025 Midaduna: Journal of Islamic Studies https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-06-01 2025-06-01 2 1 23 33 MEMBANGUN PENDIDIKAN INKLUSIF: ANALISIS ISU-ISU MULTIKULTURAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA https://journals.eduped.org/index.php/midaduna/article/view/1605 <p>Multicultural education has become a crucial discourse in addressing the challenges of ethnic, religious, cultural, and linguistic diversity in Indonesia. Although various efforts have been made to integrate multicultural principles into curricula and educational practices, several issues still hinder the creation of inclusive and equitable education. This article aims to analyze key issues in multicultural education, including discrimination, curriculum bias, unequal access, and the lack of teacher training in managing diversity. This study employs a descriptive qualitative method with literature review and policy document analysis as its main approach. The analysis reveals that although national policies support multicultural values, implementation at the grassroots level still shows significant gaps, particularly in peripheral schools and conflict-prone areas. Educational reform and competency-based multicultural teacher training are urgently needed to create a learning environment that respects diversity. This article is expected to contribute to academic discourse in promoting the development of just and equitable education amid Indonesia's diverse society.</p> Aslinda Aslinda Amrizon Copyright (c) 2025 Midaduna: Journal of Islamic Studies https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-06-01 2025-06-01 2 1 34 47